Kamis, 23 Oktober 2025

RINGKASAN MATERI TUGAS MANDIRI 4A

Tata Bahasa, Ejaan, dan Gaya Bahasa Ilmiah

Pendahuluan

        Bahasa mencerminkan cara berpikir dan sikap ilmiah seseorang. Dalam dunia akademik, bahasa tidak hanya digunakan untuk menyampaikan pesan, tetapi juga menunjukkan logika, ketelitian, dan profesionalisme penulis (Damaianti & Wahya, 2021). Oleh karena itu, kemampuan menulis dengan mengikuti aturan bahasa yang baik menjadi dasar penting dalam menghasilkan teks ilmiah yang berkualitas dan mudah dipahami. Pemahaman terhadap pengertian, perbedaan, serta prinsip penulisan teks akademik dan ilmiah menjadi langkah awal dalam membangun budaya literasi yang kritis di lingkungan pendidikan.

Isi

        Teks akademik merupakan tulisan yang digunakan untuk membahas gagasan atau pengetahuan secara sistematis, logis, dan objektif dalam konteks pembelajaran. Sementara itu, teks ilmiah berfokus pada hasil penelitian yang didukung data nyata dan dapat diuji kebenarannya. Perbedaan utama keduanya terletak pada tujuan: teks akademik bertujuan mengembangkan wawasan dan berpikir kritis, sedangkan teks ilmiah bertujuan membuktikan atau menguji teori secara empiris (Prasetyo, 2022).

        Ciri utama teks ilmiah adalah objektif, jelas, logis, dan menggunakan bahasa formal sesuai pedoman PUEBI. Struktur umum teks akademik mencakup pendahuluan, landasan teori, metode, hasil, pembahasan, dan kesimpulan. Prinsip penulisan akademik yang baik mencakup kejelasan, kehematan, konsistensi, serta pemilihan kata yang tepat dan netral. Di sisi lain, literasi kritis penting agar pembaca dan penulis mampu menilai keabsahan argumen, mengenali bias, serta memahami informasi secara mendalam. Upaya untuk meningkatkan literasi akademik dapat dilakukan melalui pelatihan menulis, pembiasaan revisi dan umpan balik, serta penggunaan teknologi pendukung seperti Grammarly atau Turnitin (Jurnal Trunojoyo, 2023).

Penutup

        Pemahaman terhadap jenis, struktur, dan prinsip penulisan teks akademik maupun ilmiah membantu penulis menghasilkan karya yang valid dan profesional. Literasi kritis menjadi kunci agar masyarakat akademik mampu berpikir reflektif, rasional, dan menjaga mutu komunikasi ilmiah di dunia pendidikan.

Daftar Pustaka

Damaianti, V. S., & Wahya, W. (2021). Bahasa Akademik dan Integritas Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Prasetyo, A. (2022). Kaidah Bahasa dalam Penulisan Akademik. Yogyakarta: Deepublish.

Jurnal Trunojoyo. (2023). Refleksi Bahasa Ilmiah dalam Karya Tulis Mahasiswa. Universitas Trunojoyo Madura.

Jumat, 17 Oktober 2025

LATIHAN SOAL TUGAS MANDIRI 4B

 A. Isian Singkat

  1. Kaidah bahasa dalam penulisan akademik mencakup tata bahasa, ejaan, diksi, dan gaya bahasa yang objektif dan formal.
  2. Kalimat efektif harus memiliki lima ciri utama, yaitu kehematan, kepaduan, kejelasan, kesatuan, dan logika.
  3. Struktur dasar kalimat Bahasa Indonesia yang digunakan dalam teks akademik dikenal dengan istilah SPOK (Subjek–Predikat–Objek–Pelengkap–Keterangan).
  4. Contoh kata serapan dari bahasa Inggris yang telah disesuaikan secara fonologis adalah Komputer (dari Computer) atau Demokrasi (dari Democracy).
  5. Dalam teks akademik, penggunaan kata ganti seperti “saya” sebaiknya dihindari dan diganti dengan kata "penulis" atau "kami".
  6. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan edisi kelima dikenal dengan singkatan EYD V.
  7. Huruf miring dalam penulisan akademik digunakan untuk menuliskan  judul karya dan istilah asing yang belum diserap.
  8. Kesalahan struktur paralel dalam kalimat dapat menyebabkan ketidakseimbangan atau ambiguitas makna dan menurunkan kualitas tulisan.
  9. Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk membantu revisi bahasa ilmiah adalah Grammarly atau Turnitin.
  10. Menurut modul, revisi bahasa ilmiah merupakan bagian dari proses akademik yang tak terpisahkan
B. Soal Esai
1. Jelaskan mengapa penggunaan kaidah bahasa yang tepat dalam teks akademik dianggap sebagai indikator profesionalisme dan integritas ilmiah seorang penulis.

Jawab: Penggunaan kaidah bahasa yang tepat menunjukkan profesionalisme dan integritas ilmiah penulis, karena mencerminkan ketelitian berpikir serta kepatuhan terhadap norma akademik. Sebaliknya, kesalahan berbahasa dapat menurunkan kualitas dan kredibilitas tulisan. 

2. Uraikan lima ciri kalimat efektif dalam penulisan akademik dan berikan masing-masing satu contoh kalimat yang sesuai.

Jawab: Kalimat efektif memiliki lima ciri utama, yaitu:

a. Kehematan (tidak menggunakan kata berlebihan.) 

Contoh: Mahasiswa belajar di kelas.

b. Kepaduan (setiap unsur kalimat saling mendukung secara logis) 

Contoh: Penelitian ini mengkaji dampak literasi digital terhadap motivasi belajar mahasiswa.

c. Kejelasan (makna kalimat tidak ambigu)

Contoh: Dosen menjelaskan konsep arsitektur postmodern.

d. Kesatuan (memuat satu gagasan pokok dalam satu kalimat)

Contoh: Pendidikan karakter membentuk pribadi yang beretika dan bertanggung jawab.

e. Logika (hubungan antara unsur kalimat tersusun runtut dan masuk akal)

Contoh: Data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi untuk memperoleh hasil yang akurat. 

3. Bandingkan peran huruf kapital dan huruf miring dalam penulisan akademik menurut EYD V. Sertakan contoh penggunaannya dalam kalimat.

Jawab:  Menurut pedoman EYD V, huruf kapital dan huruf miring memiliki fungsi yang berbeda dalam penulisan akademik.

Huruf kapital digunakan pada awal kalimat, nama diri, gelar, bangsa, lembaga, dan peristiwa penting.

Contoh: Penelitian dilakukan di Universitas Indonesia.

Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul karya, istilah asing, atau penegasan kata tertentu.

Contoh: Istilah zeitgeist digunakan dalam kajian arsitektur postmodern.

Huruf kapital menandakan kejelasan dan keformalan tulisan, sedangkan huruf miring menunjukkan penekanan makna atau istilah khusus yang tidak lazim digunakan dalam bahasa Indonesia umum. 

4. Mengapa revisi bahasa ilmiah penting dilakukan sebelum naskah dipublikasikan? Jelaskan langkah-langkah self-editing yang dapat dilakukan oleh mahasiswa.

Jawab: Revisi bahasa ilmiah memiliki peranan penting sebelum naskah diterbitkan karena berfungsi memastikan ketepatan struktur, ejaan, dan pilihan kata agar pesan ilmiah tersampaikan secara jelas dan profesional. Tanpa revisi, tulisan berisiko mengandung kesalahan logika, ketidakkonsistenan, dan ambiguitas. 

Langkah-langkah self-editing yang dapat dilakukan mahasiswa antara lain:

  • Membaca kembali naskah secara menyeluruh untuk menilai alur dan kejelasan ide.
  • Memastikan setiap kalimat memiliki struktur SPOK yang lengkap.
  • Mengecek ejaan, kapitalisasi, dan tanda baca sesuai aturan EYD V.
  • Mengoreksi pilihan kata agar lebih formal dan ringkas.
  • Memanfaatkan alat bantu seperti KBBI Daring atau Grammarly.

  • Meminta saran dari dosen atau teman guna memperoleh masukan objektif.

5. Dalam konteks penulisan akademik, bagaimana pemilihan diksi dan gaya bahasa dapat memengaruhi persepsi pembaca terhadap kredibilitas tulisan?

Jawab: Pemilihan diksi dan gaya bahasa yang tepat membangun kredibilitas dan profesionalisme tulisan ilmiah, karena menunjukkan ketelitian berpikir dan menjaga objektivitas. Sebaliknya, bahasa yang tidak baku atau emosional dapat menurunkan kepercayaan pembaca.


Kamis, 09 Oktober 2025

A23_Syafa Kayla Ramadhani_Tugas Terstruktur 3


 Eksplorasi Teks Akademik: Kajian Nilai, Bahasa, dan Penalaran



A. Pendahuluan

Latar Belakang

Tulisan akademik, seperti artikel ilmiah adalah alat utama untuk menyebarkan pengetahuan dari hasil penelitian. Penting untuk memahami format, karakteristik bahasa, nilai ilmiah, dan nilai kebangsaan yang ada di dalamnya sebagai keterampilan yang krusial. Laporan ini bertujuan untuk melihat tiga artikel arsitektur yang membahas berbagai topik yang saling berkaitan, yaitu Arsitektur Vernakular, Tradisional dan Nusantara, serta perubahan yang terjadi dalam konteks modern.

Tujuan

  1. Mengetahui format dan ciri khas tulisan akademik dari ketiga artikel.
  2. Menganalisis bahasa akademik yang dipakai, termasuk pilihan kata, kejelasan, dan objektivitas.
  3. Meneliti nilai-nilai ilmiah dalam isi tulisan, mencakup dukungan teori dan data yang jelas.
  4. Mengidentifikasi nilai kebangsaan yang terlihat dalam ketiga artikel.
B. Metodologi

       Pencarian dan analisis dilakukan dengan membaca secara kritis ketiga artikel. Metode yang digunakan adalah analisis konten kualitatif, dengan langkah-langkah berikut:

  1. Identifikasi Struktur: Memperiksa kerangka penulisan standar artikel (Abstrak, Pendahuluan, Metode, Hasil & Pembahasan, Kesimpulan, Daftar Pustaka).
  2. Analisis Kebahasaan: Menilai pemilihan kata, tingkat formalitas, kejelasan argumen, dan objektivitas dalam penyampaian.
  3. Evaluasi Nilai Ilmiah: Mencari tahu penggunaan teori, kerangka konseptual, metode riset, serta adanya data primer dan sekunder untuk mendukung argumen.
  4. Identifikasi Nilai Kebangsaan: Memperhatikan isi yang mencerminkan semangat nasionalisme, penghargaan terhadap budaya lokal, dan etika akademik.

C. Hasil dan Pembahasan

1. Analisis Struktur dan Ciri Khas Teks Akademik

Ketiga artikel sudah sesuai dengan struktur standar tulisan akademik, tetapi memiliki penekanan yang berbeda.

Jurnal 1 (Adaptasi Arsitektur Vernakular): Struktur sangat komprehensif dan teratur. Memiliki bagian Landasan Teori yang mendetail, deskripsi metodologi kualitatif yang jelas (lokasi, sampel, teknik pengumpulan data), serta penyajian hasil yang lengkap dengan tabel dan gambar. Ini mencerminkan penelitian empiris yang kuat.

Jurnal 2 (Arsitektur Nusantara): Struktur lebih esai dan argumentatif. Meskipun terdapat bagian Pendahuluan, Metode, Hasil & Pembahasan, dan Kesimpulan, fokusnya adalah pada analisis kritis terhadap topik yang ada. Ciri khasnya adalah pendekatan filosofis-teoritis yang digunakan untuk mengurai istilah yang sudah ada dan memberikan sudut pandang baru.

Jurnal 3 (Transformasi Arsitektur): Struktur sudah sesuai standar, namun bagian metodologi dan hasil pembahasan terasa kurang mendalam dibandingkan dua artikel lainnya. Pembahasan cenderung deskriptif dan memberikan contoh-contoh umum tanpa analisis data yang mendalam pada kasusnya.

2. Analisis Bahasa Akademik

        Kosakata: Ketiga Jurnal menggunakan kosakata teknis dan khusus dalam bidang arsitektur (misalnya, "arsitektur vernakular", "tipologi", "timpak laja", "tektonika", "akulturasi"). Jurnal 2 menonjol karena penggunaan istilah filosofis dan epistemologis yang tinggi (misalnya, "ranah pengetahuan", "dekonstruksi", "figurasi").

Kejelasan: Jurnal 1 dan 2 memiliki argumen yang jelas. Jurnal1 karena susunan yang baik, sedangkan Jurnal 2 karena logika argumennya yang teratur. Jurnal 3 tidak begitu jelas dalam menghubungkan contoh dengan argumen utama, dan terdapat beberapa kesalahan ketik (misalnya, "Masyarakatarkat").

Objektivitas: Jurnal1 sangat objektif dengan menyajikan data observasi dan wawancara. Jurnal 2 bersifat argumentatif dan kritis, tetapi tetap objektif dengan merujuk pada sumber teori untuk mendukung klaimnya. Jurnal 3 lebih umum dan kurang didukung oleh data spesifik untuk setiap pernyataannya.

3. Penilaian Nilai Akademis

Dukungan Teori:

Jurnal 1: Sangat kuat, mengandalkan teori adaptasi (Soekanto & Sulistyowati, Rapoport), penyebaran budaya (Koentjaraningrat), dan arsitektur lokal (Rudofsky, Oliver, Mentayani).

Jurnal 2: Sangat kuat dan kritis, menyusun argumen dengan referensi dari Pevsner, Rapoport, Rudofsky, Oliver, dan Sumintardja untuk kemudian menawarkan pandangan "Arsitektur Nusantara".

Jurnal 3: Menggunakan teori, tetapi penerapannya lebih sederhana dan tidak sedalam dua jurnal lainnya. Merujuk pada Habraken dan Antoniades, tetapi tidak menganalisis atau mengembangkan teori tersebut secara signifikan.

Dukungan Data:

  1. Memiliki banyak data empiris primer (observasi 10 rumah, wawancara, pemetaan, foto, sketsa) yang dianalisis secara sistematis.
  2. Jurnal 2: Berdasarkan literatur dan analisis kritis terhadap sumber dan kerangka epistemologi. Data yang digunakan adalah teks-teks penting dalam diskusi arsitektur.
  3. Jurnal 3: Lebih mengandalkan data sekunder dan contoh studi kasus yang disajikan secara umum tanpa analisis data primer yang mendalam.

4. Penilaian Nilai-Nilai Kebangsaan

Semangat Nasionalisme dan Lokalitas:

Jurnal 1: Menunjukkan penghargaan mendalam terhadap kebijaksanaan lokal suku Bugis dan kemampuan mereka untuk bertahan serta beradaptasi di perantauan. Ini mencerminkan kekayaan budaya bangsa Indonesia.

Jurnal 2: Memiliki semangat nasionalisme yang kuat. Penolakan terhadap istilah yang dianggap berasal dari "luar" (tradisional/vernakular) dan pengusungan "Arsitektur Nusantara" adalah cara untuk mengklaim kedaulatan pengetahuan arsitektur Indonesia dan menempatkannya sejajar dengan arsitektur Eropa.

Jurnal 3: Menyatakan pentingnya menjaga identitas budaya lokal (Jawa, Betawi, Melayu) dalam pembangunan kota modern di Indonesia, yang merupakan bentuk nasionalisme budaya.

Etika Akademik: Ketiga jurnal menunjukkan etika akademik dengan mencantumkan Daftar Pustaka. Jurnal 1 dan 2 sangat teliti dalam sitasi, sedangkan Jurnal 3 memiliki beberapa referensi yang kurang tepat (misalnya "et al.", "Pangandaheng, F., et al.").

D. Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulan

Berdasarkan penilaian, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

    Ketiga jurnal mengikuti struktur akademis, dengan Jurnal 1 sebagai contoh terbaik penelitian empiris, Jurnal 2 sebagai contoh kuat artikel teoritis-kritis, dan Jurnal 3 sebagai artikel deskriptif-pengantar. Bahasa yang digunakan memenuhi standar akademik. Jurnal 1 dan 2 unggul dalam kejelasan dan kedalaman, sedangkan Jurnal 3 masih bisa diperbaiki dalam konsistensi dan kedalaman argumen.

    Jurnal 1 dan 2 memiliki nilai akademis yang sangat tinggi dengan dukungan teori dan data yang kuat. Jurnal 3 memiliki nilai akademis yang cukup untuk tingkat pengantar, tetapi kurang kuat untuk analisis yang mendalam. Semua jurnal mencerminkan nilai kebangsaan yang kuat melalui penghargaan terhadap arsitektur lokal dan upaya menjaga identitas budaya Indonesia di tengah modernisasi. Jurnal 2 menonjol dengan semangat dekolonisasi pengetahuan yang sangat kuat.

Rekomendasi

  • Untuk Pembaca/Peneliti Pemula: Jurnal 3 dapat menjadi pengantar yang baik untuk memahami topik transformasi arsitektur. Jurnal 1 adalah contoh yang ideal untuk mempelajari metodologi penelitian lapangan. Jurnal 2 cocok bagi mereka yang ingin mendalami diskusi kritis dan filosofis dalam arsitektur Indonesia.
  • Untuk Peneliti Lanjutan: Ide dalam Jurnal 2 bisa diteliti lebih lanjut dalam penelitian empiris untuk membuktikan atau mengkritisi klaim-klaim teoretisnya. Metode yang ada di Jurnal 1 dapat diulang untuk menyelidiki adaptasi komunitas lainnya di Indonesia.




RINGKASAN MATERI TUGAS MANDIRI 3A

Mengenal Teks Akademik dan Ilmiah

Pendahuluan

Dalam dunia informasi sekarang ini, literasi akademik menjadi dasar yang sangat penting bagi mahasiswa untuk memahami, mengevaluasi, dan menciptakan pengetahuan dengan cara yang bertanggung jawab. Kemampuan ini mencakup penguasaan teks akademis dan ilmiah, yang mencerminkan proses berpikir yang sistematis, analitis, serta berbasis bukti.

Isi

    Teks akademik dapat diartikan sebagai tulisan yang dibuat dalam konteks pendidikan untuk menyampaikan ide-ide secara teratur, seperti esai dan makalah. Di sisi lain, teks ilmiah secara khusus menyajikan hasil penelitian yang bersifat objektif dan teratur untuk diterbitkan, seperti jurnal atau skripsi. Perbedaan yang paling mencolok antara keduanya adalah pada tingkat formalitas dan tujuan; teks ilmiah lebih ketat dalam mematuhi norma metodologis dan etika publikasi. Ciri-ciri teks ilmiah mencakup objektivitas, kerangka sistematis (misalnya IMRAD), penggunaan bahasa formal, serta penekanan pada data dan format referensi yang seragam.

    Secara umum, struktur teks akademik terdiri atas pendahuluan, isi, dan kesimpulan, yang bisa dikelompokkan lebih lanjut berdasarkan tujuannya, seperti menjelaskan, mengargumen, melaporkan, atau menceritakan pengalaman reflektif. Prinsip penulisan akademis yang baik mengharuskan penggunaan tata bahasa yang benar, menghindari plagiarisme, menyusun paragraf yang jelas dengan satu ide utama, serta menggunakan transisi dan kutipan yang sesuai. Literasi kritis menjadi elemen yang sangat penting dalam proses ini, yang mengharuskan pembaca untuk menilai kevalidan argumen, menemukan bias, mengevaluasi sumber, dan menghubungkan informasi dengan konteks yang lebih luas.

Penutup

Keterampilan literasi akademik yang baik memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas belajar, integritas akademis, dan mutu publikasi suatu institusi. Beberapa cara untuk meningkatkannya meliputi penyelenggaraan pelatihan berkala, pengembangan modul berbasis praktik, penggunaan alat bantu penulisan, dan pembentukan komunitas penulis di kampus. Dengan demikian, penguasaan teks akademik dan ilmiah adalah syarat utama untuk menciptakan komunikator ilmiah yang efektif dan memberikan kontribusi.


Daftar Pustaka
Cottrell, S. (2019). The Study Skills Handbook. Macmillan Education.
Hyland, K. (2019). Second Language Writing. Cambridge University Press.
Swales, J. M., & Feak, C. B. (2012). Academic Writing for Graduate Students. University of Michigan Press.

LATIHAN SOAL TUGAS MANDIRI 3B

 A. Isian Singkat

  1. Teks akademik biasanya digunakan dalam konteks Pendidikan untuk menyampaikan gagasan, analisis, dan refleksi.
  2. Perbedaan utama antara teks akademik dan teks ilmiah terletak pada tujuan, struktur, dan tingkat Formalitas.
  3. Struktur umum teks akademik terdiri dari tiga bagian utama, yaitu Pendahuluan, Isi, dan Penutup.
  4. Teks ilmiah biasanya mengikuti alur logis dengan struktur IMRAD yang berarti. Introduction, Methods, Results, and Discussion.
  5. Salah satu ciri khas teks ilmiah adalah objektivitas, artinya penulis tidak memasukkan opini pribadi tanpa dasar ilmiah.
  6. Semua klaim dalam teks ilmiah harus didukung oleh Bukti Empiris atau Referensi yang terpercaya.
  7. Salah satu prinsip penulisan akademik adalah menghindari Plagiarisme dengan cara mencantumkan sumber secara konsisten.
  8. Literasi kritis mencakup kemampuan menilai validitas Argumen dalam sebuah teks.
  9. Jenis teks akademik yang bertujuan menjelaskan konsep secara logis disebut teks Eksposisi Ilmiah.
  10. Salah satu solusi untuk meningkatkan literasi akademik mahasiswa adalah menyediakan Pelatihan Literasi Akademik secara berkala.
B. Essay
1. Jelaskan perbedaan mendasar antara teks akademik dan teks ilmiah, baik dari segi tujuan maupun struktur penulisan.
Jawab: Perbedaan mendasar antara teks akademik dan teks ilmiah terletak pada tujuan dan struktur penulisannya.
Dari Segi Tujuan:
- Teks Akademik bertujuan untuk menyampaikan gagasan, analisis, dan refleksi dalam konteks pendidikan. Tujuannya lebih luas, yaitu untuk melatih dan menilai kemampuan berpikir sistematis mahasiswa.
- Teks Ilmiah bertujuan khusus untuk menyajikan hasil penelitian atau temuan baru secara objektif dan terverifikasi. Tujuannya adalah untuk berkontribusi pada khazanah ilmu pengetahuan dan biasanya ditujukan untuk publikasi.
Dari Segi Struktur:
- Teks Akademik memiliki struktur yang lebih fleksibel, menyesuaikan dengan jenis tugasnya (seperti esai, makalah, atau jurnal refleksi). Struktur umumnya seringkali berupa pendahuluan-isi-penutup.
- Teks Ilmiah memiliki struktur yang sangat ketat dan baku, mengikuti format standar seperti IMRAD (Introduction, Methods, Results, and Discussion) untuk memastikan kejelasan, reproducibilitas, dan kredibilitas penelitian.

2. Mengapa penggunaan bahasa baku sangat penting dalam teks ilmiah? Sertakan contoh kalimat untuk memperkuat jawaban.
Jawab: 
1. Menjaga Objektivitas: Bahasa baku menghindari nuansa emosional dan subjektivitas yang sering muncul dalam bahasa informal.
2. Memastikan Kejelasan dan Ketepatan Makna: Bahasa baku dan istilah teknis mencegah ambiguitas, sehingga pembaca dari latar belakang yang berbeda dapat memahami informasi dengan cara yang sama.
3. Mencerminkan Kredibilitas dan Profesionalisme: Penggunaan bahasa yang formal menunjukkan keseriusan dan integritas akademik penulis.
Contoh Perbandingan:
Tidak Baku (Informal): "Penelitian ini ngebuktikan kalo metode baru ini jauh lebih oke."
Baku (Formal): "Hasil penelitian membuktikan bahwa metode baru ini meningkatkan efisiensi secara signifikan sebesar 25%."

3. Bagaimana peran literasi kritis dalam membantu mahasiswa menjadi pembaca dan penulis akademik yang lebih baik?
Jawab: 
- Sebagai Pembaca: Literasi kritis memberikan pelatihan kepada mahasiswa untuk tidak hanya menerima informasi secara pasif, tetapi juga untuk: Menilai keabsahan argumen serta kekuatan bukti yang disampaikan, 
Mendeteksi keberpihakan atau asumsi yang tersembunyi dari penulis, Mengevaluasi kredibilitas sumber yang dirujuk, Mengaitkan informasi dari satu teks dengan teks lainnya dan konteks yang lebih luas.
- Sebagai Penulis: Kemampuan membaca secara kritis ini selanjutnya diterapkan dalam proses menulis. Mahasiswa menjadi mampu: Menyusun argumen yang kuat karena telah terlatih mengidentifikasi argumen yang lemah pada teks orang lain, Memilih dan memanfaatkan sumber yang relevan serta tepercaya dalam mendukung klaim mereka, Mengantisipasi kontra-argumen dan menguatkan posisi tulisan karena telah memahami cara menganalisis perspektif yang berbeda.

4. Uraikan prinsip-prinsip utama dalam penulisan akademik yang baik dan berikan contohnya.
Jawab:
1. Menggunakan Bahasa Baku dan Objektif: Menghindari kata slang, emoticon, dan opini pribadi tanpa dasar.
    Contoh: Menggunakan "Data menunjukkan..." daripada "Saya rasa..."
2. Menghindari Plagiarisme dengan Kutipan yang Konsisten: Selalu mencantumkan sumber ide atau kata-kata        orang lain menggunakan gaya kutipan tertentu (APA, MLA, dll.).
    Contoh: Menulis "Menurut Budiono (2022), literasi digital merupakan keterampilan dasar di abad ke-21,"        lalu mencantumkannya dalam daftar pustaka.
3. Struktur Paragraf yang Jelas (Satu Ide Utama per Paragraf): Setiap paragraf fokus mengembangkan satu        gagasan pokok yang diungkapkan dalam kalimat topik.
    Contoh: Satu paragraf membahas penyebab suatu fenomena, paragraf berikutnya membahas dampaknya.
4. Penggunaan Transisi yang Tepat: Menggunakan kata penghubung untuk menjaga alur logika antarkalimat dan     antarparagraf.
    Contoh: "Selain itu...", "Oleh karena itu...", "Sebaliknya..."
5. Berbasis Bukti dan Data: Setiap pernyataan atau klaim harus didukung oleh data empiris, teori, atau referensi     dari ahli.

5. Menurut Anda, bagaimana implikasi kemampuan menulis dan membaca teks akademik secara kritis terhadap kualitas pendidikan tinggi di Indonesia?
Jawab:
1.Peningkatan Kualitas Lulusan: Mahasiswa diharapkan tidak hanya pandai menghafal, tetapi juga menjadi individu yang mampu berpikir secara kritis, menganalisis masalah yang rumit, dan mengembangkan solusi         yang didasarkan pada bukti. Hal ini akan menciptakan lulusan yang lebih siap untuk bersaing di tingkat Global
2. Penjaminan Integritas dan Etika Akademik: Kesadaran tentang plagiarisme dan pentingnya mengutip sumber akan mengurangi angka plagiarisme serta memperkuat kejujuran akademik, yang menjadi dasar fundamental dalam dunia ilmu pengetahuan.
3. Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Publikasi Ilmiah: Para dosen dan mahasiswa yang terampil dalam penulisan ilmiah akan memproduksi lebih banyak penelitian yang memenuhi kriteria internasional. Ini akan berkontribusi pada peningkatan peringkat universitas di Indonesia dan perannya dalam kemajuan ilmu pengetahuan di tingkat global.
4. Terciptanya Kultur Akademik yang Dinamis: Kampus akan berfungsi sebagai tempat untuk berdialog secara sehat, di mana argumen diuji berdasarkan data dan logika, bukan atas dasar senioritas atau emosi. Diskusi dan debat ilmiah yang konstruktif akan mendorong terjadinya inovasi.
5. Peningkatan Akreditasi dan Reputasi Institusi: Dengan munculnya lulusan berkualitas dan tingkat publikasi yang tinggi, reputasi institusi pendidikan tinggi di Indonesia akan mengalami peningkatan di kancah global, yang pada gilirannya akan menarik lebih banyak talenta serta kesempatan kolaborasi internasional.

RINGKASAN MATERI 2.1

 BAHASA INDONESIA  SEBAGAI PENGHELA ILMU PENGETAHUAN

1. Bahasa sebagai Fondasi Berpikir: Bahasa Indonesia berfungsi sebagai sarana utama dalam merumuskan dan menyampaikan gagasan intelektual. Kualitas dari bahasa menunjukkan seberapa baik kualitas berfikir, baik dalam penulisan esai maupun dalam diskusi di ranah akademik.

2. Ciri Khas Bahasa Akademik: Jenis bahasa ini memiliki sifat yang formal, objektif, menggunakan istilah yang tepat dan tunduk pada aturan tata bahasa (PUEBI). Penggunaan bahasa ini sangat diperlukan untuk memastikan kredibilitas karya ilmiah.

3. Teks sebagai Media Ilmu: Teks ilmiah (seperti jurnal dan laporan) berperan sebagai jembatan penyampaian ilmu. Kemampuan untuk membaca dan menganalisis teks dengan kritis merupakan inti dari literasi akademik.

4. Penulisan Karya Ilmiah yang Bermutu: Karya ilmiah mengikuti struktur baku (seperti IMRAD) dan harus ditulis dengan bahasa yang baku, sistematis, dan beretika (bebas plagiarisme) sebagai bentuk kontribusi terhadap ilmu pengetahuan.

5. Strategi Pemartabatan dan Internasionalisasi: Martabat Bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu ditingkatkan melalui penerapannya dalam publikasi ilmiah serta pengembangan istilah. Internasionalisasi dilakukan melalui program BIPA, penerbitan jurnal bilingual, dan diplomasi bahasa untuk menempatkan Indonesia di arena ilmu pengetahuan global.

LATIHAN SOAL TUGAS MANDIRI 2.2


A. Soal Pilihan Ganda

1. Fungsi utama bahasa Indonesia dalam konteks akademik adalah …

a. Alat komunikasi sehari-hari

b. Alat berpikir dan ekspresi intelektual

c. Bahasa populer di media sosial

d. Bahasa pengantar informal

2. Ciri utama bahasa akademik adalah …

a. Menggunakan bahasa santai

b. Banyak menggunakan ungkapan emosional

c. Formal, objektif, dan presisi istilah

d. Bebas dari aturan ejaan

3. Struktur karya ilmiah umumnya mengikuti format …

a. SWOT

b. IMRAD

c. SMART

d. SWOT-IMRAD

4. Yang termasuk jenis teks ilmiah adalah …

a. Artikel jurnal

b. Status media sosial

c. Iklan komersial

d. Puisi populer

5. Kesalahan dalam penggunaan bahasa akademik dapat menyebabkan …

a. Tulisan lebih kreatif

b. Berkurangnya kredibilitas karya ilmiah

c. Pembaca lebih cepat memahami

d. Gagasan lebih mudah diterima

6. Internasionalisasi bahasa Indonesia dapat dilakukan melalui …

a. Program BIPA

b. Penyederhanaan kosakata populer

c. Mengurangi publikasi ilmiah

d. Menghindari kolaborasi internasional

7. Etika akademik dalam penulisan karya ilmiah menuntut mahasiswa untuk …

a. Menulis bebas tanpa aturan

b. Menghindari plagiarisme

c. Memperbanyak opini pribadi

d. Menggunakan bahasa populer

8. Salah satu ciri kalimat dalam bahasa akademik adalah …

a. Bertele-tele dan panjang

b. Tidak logis

c. Efektif dan padat makna

d. Mengutamakan bahasa gaul

9. Contoh nyata peran bahasa Indonesia sebagai sarana ekspresi intelektual adalah …

a. Membuat status singkat di WhatsApp

b. Menulis makalah ilmiah

c. Membuat meme lucu

d. Menulis surat pribadi

10. Upaya memartabatkan bahasa Indonesia di tingkat global dapat dilakukan melalui …

a. Diplomasi kebahasaan

b. Mengurangi publikasi ilmiah

c. Membatasi istilah ilmiah baru

d. Mengabaikan kaidah PUEBI


B. Isian Singkat

  1. Bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga medium Konseptualisasi gagasan atau berpikir intelektual
  2. Dalam Sumpah Pemuda 1928, Bahasa Indonesia diikrarkan sebagai bahasa Persatuan
  3. Salah satu fungsi bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa Akademik atau Ilmiah untuk menyusun dan menyebarluaskan gagasan akademik.
  4. Program yang dirancang untuk mengajarkan Bahasa Indonesia kepada penutur asing disebut BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing)
  5. Penulisan karya ilmiah menuntut ketepatan Istilah atau Terminologi dan kejelasan struktur kalimat.
  6. Membaca Kritis meliputi analisis struktur, pemahaman makna, dan evaluasi argumentasi dalam sebuah teks ilmiah.
  7. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara atau Resmi berarti digunakan dalam administrasi, pendidikan, dan hukum.
  8. Pengembangan istilah atau Pembakuan Istilah ilmiah diperlukan untuk mengatasi tantangan kurangnya padanan istilah dalam bahasa Indonesia.
  9. Upaya memartabatkan bahasa Indonesia dapat dilakukan melalui Publikasi Ilmiah dan peningkatan literasi akademik.
  10. Salah satu buku rujukan utama untuk tata bahasa baku Indonesia adalah buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia yang disusun oleh Anton M. Moeliono.
C. Essay

1. Jelaskan peran bahasa Indonesia sebagai alat ekspresi dan pikir intelektual! 
Jawab:
          Bahasa Indonesia berperan sebagai instrumen utama dalam membentuk dan menyampaikan pemikiran intelektual, bukan sekadar alat komunikasi sehari-hari. Dalam konteks akademik, bahasa berfungsi            sebagai saluran untuk 
Konseptualisasi gagasan: Merumuskan dan mengembangkan ide-ide abstrak menjadi pemikiran yang    terstruktur. 
Refleksi intelektual: Melakukan kritik, evaluasi, dan pengembangan diri terkait berbagai fenomena dalam ilmu Pengetahuan. 
Contoh konkret dapat terlihat ketika mahasiswa menyusun esai atau makalah ilmiah. Kemampuan untuk membentuk kalimat yang logis, memilih istilah yang tepat, dan menyusun argumen secara sistematis menunjukkan tingkat kedewasaan berpikir mereka, di mana mutu bahasa menjadi cerminan yang jelas dari kualitas intelektual mereka. 

2. Mengapa bahasa akademik harus bersifat formal, objektif, dan presisi? Berikan contohnya!
Jawab: 
        Bahasa akademik harus memenuhi kriteria tersebut agar dapat mempertahankan kredibilitas serta kejelasan dalam komunikasi ilmiah. 
- Formal: Menghindari elemen subjektif dan emosionaldengan menjadikan substansi ilmu sebagai fokus utama Contoh: Menggunakan frasa "penelitian ini menunjukkan" daripada "saya berpikir penelitian ini bagus".
- Objektif: Menyajikan data dan fakta apa adanya, bukan pendapat pribadi. Contoh: "Data menunjukkan bahwa 70% responden setuju" ketimbang "Mayoritas orang pasti setuju".
- Presisi: Memakai istilah yang tepat dan konsisten guna mencegah ambiguitas serta kesalahpahamanContoh: Menggunakan istilah "fotosintesis" atau "regresi linear" sesuai definisi yang disetujui dalam bidang ilmu tersebut, bukan menjelaskannya dengan kata-kata yang tidak spesifik dan longgar.
Karakteristik ini memastikan bahwa pengetahuan disajikan dengan akurat, dapat diuji, dan dipahami secara setara oleh semua anggota komunitas akademik.

3. Analisislah fungsi teks ilmiah sebagai jembatan ilmu pengetahuan bagi masyarakat!
Jawab:
Teks ilmiah berperan sebagai penghubung antara pengetahuan yang berasal dari peneliti atau akademisi dan pembaca, yang mencakup baik komunitas akademik maupun masyarakat umum. Fungsinya dapat dianalisis sebagai berikut:
- Media Diseminasi: Teks ilmiah seperti artikel di jurnal, buku ajar, atau modul berfungsi sebagai saluran utama untuk menyampaikan hasil penelitian, penemuan baru, dan gagasan teoritis kepada khalayak yang lebih luas.
- Alat Pelestarian Ilmu: Teks ilmiah berfungsi untuk mendokumentasikan pengetahuan, agar dapat dipelajari, dirujuk, dan dikembangkan oleh generasi selanjutnya.
- Penggerak Literasi Akademik: Dengan menganalisis teks ilmiah, masyarakattermasuk mahasiswa, dilatih untuk berpikir kritis, yang mencakup kemampuan untuk menganalisis struktur, merangkum ide utama, mengevaluasi keabsahan data, dan mengenali kekuatan argumen.
- Peningkat Wawasan Masyarakat: Teks ilmiah yang ditulis dengan bahasa yang jelas dan teratur memungkinkan masyarakat umum untuk mengakses serta memahami berbagai isu ilmiah, sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan keterlibatan mereka dalam diskusi publik yang didasarkan pada bukti.

4. Bagaimana strategi memartabatkan bahasa Indonesia agar diakui sebagai bahasa ilmu global?
Jawab:
        Strategi untuk memartabatkan bahasa Indonesia di panggung global membutuhkan pendekatan ganda, baik dari dalam maupun luar negeri:
Strategi Internal (Di Dalam Negeri): 
- Penguatan Publikasi: Meningkatkan kuantitas dan kualitas publikasi ilmiah (jurnal, buku) berbahasa Indonesia yang memenuhi kriteria global.
- Pembakuan Istilah: Secara aktif mengembangkan dan membakukan istilah-istilah ilmiah baru yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
- Peningkatan Kualitas Akademik: Selalu menggunakan bahasa Indonesia yang tepat dan baik dalam proses pendidikan, seminar, dan penyusunan karya ilmiah di institusi pendidikan tinggi.
Strategi Eksternal (Ke Luar Negeri):
Program BIPA: Memperluas dan mempromosikan program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing di lebih banyak negara.
- Kolaborasi dan Diplomasi: Melakukan kolaborasi riset internasional dengan abstrak bilingual (Indonesia-Inggris) dan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bagian dari diplomasi kebudayaan melalui Kementerian Luar Negeri dan Badan Bahasa.
- Akses Global: Mendorong jurnal-jurnal Indonesia terindeks di database internasional dengan tetap mempertahankan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar utama atau yang setara.

5. Menurut Anda, apa tantangan terbesar dalam internasionalisasi bahasa Indonesia di era globalisasi?
Jawab:
        Tantangan terbesarnya adalah dominasi bahasa Inggris sebagai lingua franca dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini menciptakan beberapa kendala spesifik:
- Tantangan Prestise dan Pragmatisme: banyak ilmuwan dan peneliti di Indonesia sering kali merasa "terpaksa" atau lebih memilih untuk menerbitkan karya terbaik mereka di jurnal internasional berbahasa Inggris demi mendapatkan pengakuan internasional, sitasi yang lebih tinggi, dan memenuhi persyaratan karir akademik
Tantangan Infrastruktur Bahasa: Kosakata teknis dan ilmiah dalam bahasa Indonesia masih terus berkembang. Kurangnya padanan istilah yang cepat dan tepat untuk konsep-konsep baru dapat menghambat laju penyebaran pengetahuan dalam bahasa Indonesia.
- Tantangan Kebijakan dan Budaya: Perlunya kebijakan yang kuat dan konsisten dari pemerintah serta lembaga pendidikan untuk mendorong kebanggaan dan penggunaan bahasa Indonesia dalam konteks ilmiah, sambil tetap membuka ruang untuk penguasaan bahasa asing. Mengubah persepsi bahwa "ilmiah yang berkualitas harus berbahasa Inggris" merupakan tantangan budaya yang tidak mudah.














RINGKASAN MATERI TUGAS MANDIRI 4A

Tata Bahasa, Ejaan, dan Gaya Bahasa Ilmiah Pendahuluan           Bahasa mencerminkan cara berpikir dan sikap ilmiah seseorang. Dalam dunia a...